WASIAT NABI SAWW TENTANG AHLULBAITNYA AS.

WASIAT NABI SAW TENTANG AHLULBAITNYA AS

  1. Anjuran untuk mencintai Ahlulbait

a. Rasulullah saw bersabda,
أدبوا أولادكم على ثلاث خصال: حبّ نبيكم, و حبّ أهل بيته, و قراءة القرآن.
“Didiklah anak-anak kalian atas tiga perkara: mencintai Nabi kalian, mencintai Ahlulbaitnya, dan membaca Alquran.”[1]

b. Rasulullah saw bersabda,
أذكركم الله في أهل بيتي, أذكركم الله في أهل بيتي¸ أذكركم الله في أهل بيتي.
“Aku ingatkan kalian dalam masalah Ahlulbaitku! Aku ingatkan kalian dalam masalah Ahlulbaitku! Aku ingatkan kalian dalam masalah Ahlulbaitku!”[2]

c. Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
أحسن الحسنات حبنا, و أسوأ السيئات بغضنا.
“Sebaik-baiknya kebaikan adalah cinta kepada kami (Ahlulbait), dan seburuk-buruknya kejahatan adalah benci kepada kami (Ahlulbait).”[3]

  1. Mencintai Ahlulbait berarti mencintai Allah dan rasul-Nya

a. Rasulullah saw bersabda,
أحبوا الله لما يغذوكم من نعمه, و أحبوني لحب الله, و احبّوا أهل بيتي لحبّي.
“Cintailah Allah Swt atas nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada kalian, cintailah aku berdasarkan kecintaan kepada Allah Swt, dan cintailah Ahlulbaitku berdasarkan kecintaan kepadaku.”[4]

b. Dari Zaid bin Arqam berkata, “Dahulu saya bersama Rasulullah saw maka lewatlah Fathimah yang keluar dari rumahnya menuju ke kamar Nabi saw dan bersamanya terdapat kedua anaknya Hasan dan Husain dan Ali bin Abi Thalib mengikuti mereka. Kemudian Nabi saw memandang mereka dan bersabda,
من أحب هؤلاء فقد أحبّني, و من أبغضهم فقد أبغضني.
‘Siapa yang mencintai mereka berarti telah mencintai aku, dan siapa yang membenci mereka berarti telah membenci aku.’”[5]

  1. Mencintai Ahlulbait adalah azas (dasar) Islam

a. Rasulullah saw bersabda,
أساس الاسلام حبي و حب أهل بيتي.
“Azas agama Islam adalah mencintaiku dan mencintai Ahlulbaitku.”[6]

b. Rasulullah saw bersabda,
لكّل شيء اساس. و أساس الإسلام حبنا أهل البيت.
“Segala sesuatu ada azasnya, dan azas agama Islam adalah mencintai kami Ahlulbait.”[7]

c. Dari Ali bin Abi Thalib, “Rasulullah saw berkata kepadaku, ‘Wahai Ali! Islam itu telanjang, bajunya adalah takwa, pemimpinnya adalah petunjuk, hiasannya adalah sifat malu, tiangnya adalah sifat warak, hartanya adalah amal saleh dan azas Islam adalah mencintaiku dan
Ahlulbaitku.’”[8]

  1. Mencintai Ahlulbait adalah ibadah

a. Rasulullah saw bersabda,
حب آل محمد يوما خير من عبادة سنة و من مات عليه دخل الجنة.
“Mencintai keluarga Muhammad (Ahlulbait) satu hari lebih baik dari pada ibadah satu tahun, dan siapa di antara kamu meninggal dalam mencintainya masuk surga.”[9]

b. Rasulullah saw bersabda,
اعلم أنّ أول عبادته المعرفة به… ثم الإيمان بي و الاقرار بأنّ الله أرسلني الى كافة الناس بشيرا و نذيرا وداعيا الى الله بإذنه و سراجا منيرا, ثم حب أهل بيتي الذين أذهب الله عنهم الرجس و طهرهم تطهيرا.
“Ketahuilah, bahwasanya awal ibadah itu adalah mengenal Allah… kemudian beriman kepadaku dan berikrar bahwasanya Allah Swt telah mengutus aku kepada seluruh manusia sebagai pembawa berita baik dan peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi, kemudian (sebagai awal ibadah adalah) mencintai Ahlulbaitku yang Allah telah hilangkan atas mereka segala dosa dan membersihkannya sesuci-sucinya.”[10]

c. Imam Ja’far Shadiq berkata,
إنّ فوق كل عبادة عبادة, و حبنا أهل البيت أفضل عبادة.
“Sesungguhnya di atas setiap ibadah ada ibadah yang lebih utama, dan mencintai kami Ahlulbait adalah paling utama ibadah.”[11]

  1. Mencintai Ahlulbait adalah tanda keimanan

a. Rasulullah saw bersabda,
لا يؤمن عبد حتى أكون أحب اليه من نفسه, و أهلي أحب اليه من أهله, و عترتي أحب اليه من عترته, و ذاتي أحب اليه من ذاته.
“Seorang hamba Allah tidak akan sempurna imannya sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri, sebelum kecintaanya kepada keluargaku melebihi kecintaannya kepada keluarganya sendiri, sebelum kecintaannya kepada keturunanku melebihi kecintaannya kepada keturunannya sendiri, dan sebelum kecintaannya kepada zatku melebihi kecintaannya kepada zatnya sendiri.”[12]

b. Rasulullah saw bersabda,
لا يحبنا أهل البيت الا مؤمن تقي, و لا يبغضنا الا منافق شقي.
“Tidak ada yang mencintai kami Ahlulbait kecuali orang yang beriman dan bertakwa, dan tidak ada yang membenci kami kecuali orang munafik dan durhaka.”[13]

c. Imam Muhammad Baqir berkata,
حبنا إيمان, و بغضنا كفر.
“Mencintai kami (Ahlulbait) adalah tanda keimanan, dan membenci kami adalah tanda kekufuran.”[14]

d. Imam Muhammad Baqir berkata,
إنّما حبنا أهل البيت شىء يكتبه الله في قلب العبد, فمن كتبه الله قلبه لم يستطع أحد أن يمحوه, أما سمعت الله يقول: (أولئك كتب في قلوبهم الايمان و أيّدهم بروح منه) فحبنا أهل البيت من أصل الإيمان.
“Sesungguhnya kecintaan kepada kami Ahlulbait adalah sesuatu yang telah Allah ditetapkan dalam hati seorang hamba, maka siapa yang telah Allah tetapkan dalam hatinya tidak ada satu pun yang dapat menahannya. Allah Swt berfirman, ‘Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya.’[15] Maka mencintai kami Ahlulbait merupakan dasar keimanan.”[16]

  1. Mencintai Ahlulbait akan mendapat hikmah

a. Rasulullah saw bersabda,
من اراد التوكل على الله فليحب أهل بيتي, و من اراد الحكمة فليحب اهل بيتي. فوالله, ما احبّهم احد الا رنح الدنيا و الاخرة.
“Siapa yang ingin bertawakkal kepada Allah maka cintailah Ahlulbaitku. Siapa yang ingin menemukan hikmah maka cintailah Ahlulbaitku. Demi Allah! Tidaklah seorang mencintai mereka kecuali dia akan beruntung di dunia dan akhirat.”[17]

b. Berkata Imam Ja’far Shadiq,
من احبنا أهل البيت, وحقق حبنا في قلبه, جرت ينابيع الحكمة على لسانه.
“Siapa yang mencintai kami Ahlulbait dan menguatkan kecintaannya terhadap kami di dalam hatinya, maka akan keluarlah kata-kata hikmah dari lisannya.”[18]

  1. Mencintai Ahlulbait akan mendapat syafaat di hari kiamat

a. Rasulullah saw bersabda,
شفاعتي لآمتي من أحب أهل بيتي.
“Golongan umatku yang akan mendapat syafaatku adalah mereka yang mencintai Ahlulbaitku.”[19]

b. Rasulullah saw bersabda,
الزموا مودتنا أهل البيت, فإنه من لقي الله يوم القيامة و هو يودنا دخل الجنة بشفاعتنا.
“Hendaklah kalian tetap memelihara kasih sayang dengan kami Ahlulbait, karena orang yang bertemu dengan Allah (pada hari kiamat kelak) dalam keadaan mencintai kami, dia akan masuk surga dengan syafaat kami.”[20]

c. Rasulullah saw bersabda,
أربعة أنا شفيع لهم يوم القيامة: المكرم لذريتي, و القاضي لهم حوائجهم, و الساعي لهم في أمورهم عند ما اضطرّوا إليه, و المحب لهم بقلبه و لسانه.
“Empat golongan akulah yang akan memberinya syafaat di hari kiamat, yaitu: ‘Orang yang memuliakan keturunanku, orang yang membantu menutup kebutuhan mereka, membantu mereka dalam urusan-urusan mereka ketika mereka membutuhkannya, dan orang yang mencintai mereka dengan hatinya yang tulus dan dengan kata-katanya.”[21]

  1. Mencintai Ahlulbait akan meninggal dalam keadaan mati syahid

a. Rasulullah saw bersabda,
من مات على حب آل محمد مات شهيدا, ألاو من مات على حب آل محمد مات مغفورا له, ألا و من مات على حب آل محمد مات تائبا, ألا و من مات على حب آل محمد مات مؤمنا مستكمل الايمان.
“Barang siapa meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, ia mati syahid. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, ia akan memperoleh ampunan atas doa-dosanya. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, ia mati dalam keadaan diterima tobatnya. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, ia mati sebgai orang yang beriman dan sempurna imannya.”[22]

b. Rasulullah saw bersabda,
حبنا أهل البيت يكفر الذنوب و يضاعف الحسنات.
“Mencintai kami Ahlulbait akan menghapuskan kesalahan dan melipatgandakan kebaikan.”[23]

  1. Mencintai Ahlulbait akan mendapatkan cahaya di hari kiamat.

a. Rasulullah saw bersabda,
أكثركم نورا يوم القيامة أكثركم حبا لآل محمد.
“Yang paling banyak cahanyanya di antara kalian di hari kiamat adalah yang paling banyak kecintaannya kepada keluarga Muhammad saw.”[24]

b. Rasulullah saw bersabda,
أما والله لا يحب أهل بيتي عبد إلا أعطاه الله عز و جل نورا حتى يرد علي الحوض.
“Demi Allah! Tidaklah seorang hamba mencintai Ahlulbaitku kecuali Allah Azza wa Jalla memberikannya cahaya hingga dia bertemu di Telaga Haudh.”[25]

  1. Mencintai Ahlulbait dijamin masuk surga dan selamat dari neraka

a. Rasulullah saw bersabda,
ألا و من مات على حب آل محمد بشّره ملك الموت بالجنة ثم منكر و نكير, ألا و من مات على حب آل محمد يزفّ الى الجنة كما تزف العروس الى بيت زوجها, ألا و من مات على حب آل محمد فتح له من قبره بابان الى الجنة, الا و من مات على حب آل محمد مات على السنّة و الجماعة.
“Sungguh barang siapa meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, dia diberi kabar gembira oleh Malaikat Maut akan masuk surga, kemudian diberitahu pula oleh dua malaikat, yaitu Munkar dan Nakir. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, dia akan diarak masuk surga seperti pengantin perempuan di arak menuju rumah suaminya. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, di dalam kuburnya dia akan dibukakan dua pintu menuju surga. Sungguh orang yang meninggal dunia dalam keadaan mencintai keluarga Muhammad saw, dia mati dalam lingkungan sunah wal jamaah.”[26]

b. Rasulullah saw bersabda,
معرفة آل محمد براءة من النار, و حب آل محمد جواز على الصراط, و الولاية لآل محمد أمان من العذاب.
“Mengenal keluarga Muhammad saw membebaskan dari sentuhan api nereka, mencintai keluarga Muhammad saw merupakan kemudahan dalam melewati jembatan shiratal mustaqim, mengikuti keluarga Muhammad saw aman dari azab neraka.”[27]

c. Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
أسعد الناس من عرف فضلنا و تقرّب الى الله بنا و أخلص حبنا.
“Manusia yang paling bahagia adalah yang mengenal keutamaan kami Ahlulbait, mendekatkan diri kepada Allah dengan sebab kami dan yang ikhlas dalam mencintai kami.”

  1. Mencintai ahlu bait akan berkumpul dengan Nabi saw di akhirat

a. Rasulullah saw bersabda,
يرد عليّ الحوض أهل بيتي و من أحبهم من أمتي كهاتيت, يعني السبّابتين.
“Ahlulbaitku akan berkumpul di Telaga Haudh bersama umatku yang paling mencintai mereka seperti ini (menunjukkan kedua jarinya yang saling menempel).”[28]

b. Dari Imam Ali bin Abi Thalib, Rasulullah saw memegang tangan Hasan dan Husain dan bersabda,
من أحبني و أحب هذين و أبا هما وأمهما , كان معي في درجتي يوم القيامة.
“Siapa yang mencintai aku dan mencintai kedua anak ini serta ayah dan ibu dari keduanya, sesungguhnya ia bersamaku dalam derajatku di hari kiamat.”[29]

  1. Ahlulbait ibarat perahu Nabi Nuh as

a. Dari Abu Dzar, Rasulullah saw bersabda,
ألا إنّ مثل أهل بيتي فيكم مثل سفينة نوح من قومه, من ركبةا نجا و من تخلّف عنة غرق.
“Sungguh perumpamaan Ahlulbaitku terhadap kalian seperti Bahtera Nabi Nuh as, siapa yang menaikinya akan selamat dan siapa yang meninggalkannya akan tenggelam.”[30]

b. Rasulullah saw bersabda,
نحن سفينة النّجاة, من تعلّق بها نجا و من حاد عنها هلك.
“Kami (Ahlulbait) ibarat perahu
keselamatan, siapa yang mengikuti kami akan selamat dan siapa yang menyimpang dari kami akan celaka.”[31]

  1. Ahlulbait ibarat pintu pengampunan dosa

a. Rasulullah saw bersabda,
إنّما مثل أهل بيتي فيكم مثل باب حطّة في بني إسرئيل, من دخله غفر له.
“Sesungguhnya perumpamaan ahlu baitku seperti pintu pengampunan dosa Bani Israil, siapa yang masuk ke dalamnya diampuni dosanya.”[32]

Perkataan tentang Pintu Kebebasan

Bani Israil adalah isyarat yang diambil dari firman Allah Swt kepada Bani Israil dalam surah al-Baqarah ayat 58, “Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan Katakanlah, ‘Bebaskanlah kami dari dosa,’ niscaya kami ampuni kesalahan-kesalahamu.”

b. Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
والله إنّ مثلنا في هذه الامة كمثل سفينة نوح, و انّ مثلنا في هذه الامة كمثل باب حطّة في بني إسرئيل.
“Demi Allah! Sesungguhnya perumpamaan kami (Ahlulbait) di tengah-tengah umat sepeti Bahtera Nabi Nuh as, dan sesungguhnya perumpamaan kami (Ahlulbait) di tengah-tengah umat seperti pintu pengampunan dosa Bani Israil.”[33]

  1. Ahlulbait ibarat bintang

a. Rasulullah saw bersabda,
النجوم أمان لآهل الأرض من الغرق و أهل بيتي أمان لامتي من الاختلاف.
“Bintang-bintang adalah petunjuk bagi penduduk bumi dari kesesatan, dan Ahlubaitku pengaman bagi umatku dari perselisihan.”[34]

b. Rasulullah saw bersabda,
النجوم أمان لآهل السماء فإذا ذهبت النجوم ذهب اهل السماء, و اهل بيتي أمان لأهل الارض فإذا ذهب اهل بيتي ذهب اهل الارض.
“Bintang adalah pengaman bagi penduduk langit, jika bintang musnah maka musnahlah penduduk langit. Ahlubaitku pengaman bagi penduduk bumi, jika musnah Ahlulbaitku maka musnahlah penduduk bumi.”[35]

c. Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
ألا إنّ آل محمد صلى الله عليه و آله و سلّم كمثل نجوم السّماء.
“Sungguh keluarga Muhammad saw adalah ibarat bintang di langit.”[36]


[1] Al-Shawaiq al-Muhriqah (172)
[2] Shahih Muslim (4/1873)
[3] Ghurar al-Hikam (1/211)
[4] Sunan Tirmizi (5/664)
[5] Tarikh Damsyiq (91)
[6] Kanz al-Ummal (12/105); al-Durr al-Mantsur (6/7)
[7] Al-Mahasin (1/247)
[8] Kanz al-Ummal (13/645)
[9] Nur al-Abshar (127)
[10] Makarim al-Akhlaq (2/363)
[11] Al-Mahasin (1/247)
[12] Al-Mu’jam al-Kabir (7/86)
[13] Dzakhair al-Uqba:218; al-Shawaiq al-Muhriqah (230)
[14] Al-Mahasin (1/247)
[15] Al-Mujadalah:22
[16] Syawahid al-Tanzil (2/330)
[17] Yanabi’ al-Mawaddah (2/332)
[18] Al-Mahasin (1/134)
[19] Tarikh Baghdad (2/146); al-Jami’ al-Shagir (2/49)
[20] Al-Mu’jam al-Awsath (3/26), Majma’ al-Zawaid (9/172)
[21] Ihya al-Mayyit (52)
[22] Tafsir al-Kasysyaf (4/220-221)
[23] Irsyad al-Qulub (253)
[24] Syawahid al-Tanzil (2/310)
[25] Syawahid al-Tanzil (2/310)
[26] Tafsir al-Kasysyaf (4/220-221)
[27] Tarikh Baghdad (12/91); Faraid al-Simthain (2/242)
[28] Dzakhair al-Uqba (18); Maqatil Thalibiyyin (76)
[29] Musnad Ahmad (1/77), Sunan Tirmizi (5/641); Fadhail al-Shahabah (2/694)
[30] Al-Mustadrak ‘ala al-Shaihain (3/163), Yanabi’ al-Mawaddah (1/94)
[31] Faraid al-Simthain (1/37)
[32] Al-Shawaiq al-Muhriqah (152)
[33] Kanz al-Ummal (2/434)
[34] Al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain (3/162)
[35] Yanabi’ al-Mawaddah (2/17)
[36] Nahj al-Balaghah, khotbah ke-100.

Imam Habib Muhammad bin Ali bin Alawi Khird Ba’alawi dalam kitabnya al-Ghurar bahwa Rasulullah saw bersabda,

حبي وحب أهل بيتي نافع في سبعة ﻣﻮﺍﻃﻦ أهوالهن عظيمة:
عند الوفاة
و عند القبر
و عند ﺍﻟﻨﺸﺮ
و عند ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
و عند الحساب
و عند الميزان
و عند ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ.

“Mencintaiku dan mencintai keluargaku bermanfaat di 7 tempat-tempat mulia:

  1. Ketika wafat.
  2. Ketika di kubur.
  3. Ketika dibangkitkan.
  4. Ketika pencatatan.
  5. Ketika penghisaban.
  6. Ketika di timbangan Mizan.
  7. Ketika di jembatan shirat.”

– Diriwayatkan oleh Sayidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah saw bersabda,

لكل شيء أساس، و أساس الإسلام حب أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم و حب أهل بيته.

“Setiap sesuatu memiliki asas dan asas Islam adalah mencintai sahabat dan keluarga Rasulullah saw.”

– Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Sayidina Ali ra bahwa Rasulullah saw bersabda,

أول من يرد الحوض أهل بيتي ومن أحبني من أمتي.

“Pertama yang sampai di Telaga Haudh adalah keluargaku dan mereka yang mencitaiku dari golongan umatku.”

  • لا يبغضنا و لا يحسدنا أحد إلا ذيد عن الحوض يوم القيامة بسياط من النار.

“Tidaklah yang membenci kami (Nabi saw dan keluarganya) dan tidak pula menghasud kami kecuali dia terusir dari Telaga Haudh pada hari kiamat.”

  • Diriwayatkan dalam kitab al-Ghurar:

من مات على بغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوبا بين عينيه آيس من رحمة الله.
“Siapa yang mati dalam keadaan benci keluarga Rasulullah saw, dia akan datang pada hari kiamat, tertulis di antara kedua matanya orang yang tidak mendapat rahmat Allah Swt.”

– حرمت الجنة على من ظلم أهل بيتي أو قتلهم أو أعان عليهم أو سبهم.

“Diharamkan surga atas siapa yang menzalimi keluargaku.”[]

~

Tinggalkan komentar