SESUAIKAH SHOLAT DAN PUASA ANDA?

SESUAIKAH SHALAT DAN PUASA ANDA?

11:114. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang ( pagi dan petang ) dan pada bahagian permulaan dari pada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan
yang baik itu menghapuskan ( dosa ) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.

  1. Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan ( dirikanlah pula shalat ) subuh.
    Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
    91:1.Demi matahari dan cahayanya dipagi hari 74:34. dan subuh apabila mulai terang. Dalam sebuah pertanyaan pada Imam Ali as:
    “Kapankah yang tidak termasuk siang dan malam hari?”
    Imam Ali as menjawab:
    “1 jam sebelum matahari terbit”
    84:16. Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja 81:18 dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.
    51:18. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar 79:29 dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.
    17:78. Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir ( setelah senja ) sampai gelap malam dan ( dirikanlah pula shalat ) subuh.
    [865]. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan ( oleh malaikat ).
    68:20. Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita.
    6:76. Ketika malam telah gelap dia melihat sebuah bintang lalu dia berkata:
    “Inilah Tuhanku”
    tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata:
    “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”
    10:27. Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan mendapat balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan.
    Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari azab Allah seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita.
    Mereka itulah penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.
    113:3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.
    17:12. Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai 2 tanda lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan.
    Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
    2:187.Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.
    Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu.
    Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar.
    Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam tetapi janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid.
    Itulah larangan Allah maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka bertakwa.

SUDAH SESUAIKAH SHALAT ANDA??
Berikut adalah petikan ayat suci Al-Quran dan Hadis Nabi yang menerangkan lebih lanjut sekitar perkara ini:
Surah al-Isra ayat 78: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh.
Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat”
Artinya:
A Sesudah matahari tergelincir:
Waktu bersama antara Zuhur dan Asar.
B. Gelap malam Waktu bersama antara Maghrib dan Isya.
C. Solat Subuh.
Surah Hud ayat 114:
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan dari pada malam”
Artinya Kedua tepi siang pagi dan petang: Mengisyaratkan waktu solat subuh ( fajar ) dan waktu solat Zuhur bersama Asar ( petang ).
Bagian permulaan dari pada malam Mengisyaratkan waktu bersama antara Maghrib dan Isya.
Digunakan istilah bahagian permulaan dari pada malam sebab bahagian akhir dari pada malam adalah untuk solat tahajjud.
( Lihat Surah al-Israk ayat 79 ).
24:58 Hai orang-orang yang beriman hendaklah budak-budak ( lelaki dan wanita ) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig diantara kamu meminta izin kepada kamu 3 kali ( dalam 1 hari ) yaitu sebelum shalat subuh ketika kamu menanggalkan pakaian luarmu di tengah hari dan sesudah shalat Isya. Itulah 3 aurat bagi kamu.
Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula atas mereka selain dari 3 waktu itu.
Mereka melayani kamu sebahagian kamu ada keperluan kepada sebahagian yang lain.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

APAKAH SHALAT ANDA TELAH SESUAI DENGAN APA YANG TELAH ALLAH TETAPKAN??

SUDAH SESUAIKAH PUASA ANDA??
2:187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu.
Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam tetapi janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid.
Itulah larangan Allah maka janganlah kamu mendekatinya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka bertakwa.
Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam.
Waktu mulai berpuasa Dalam Shahih Muslim hadits No.1825 Hadits riwayat Sahal bin Saad RA Dia berkata:
“Ketika turun ayat Makan dan minumlah hingga nyata bagimu benang yang putih dari benang yang hitam”
Beliau berkata:
“Seorang lelaki mengambil seutas benang yang berwarna putih dan seutas benang berwarna hitam”
“Lalu Dia makan sampai kedua benang tersebut kelihatan jelas olehnya sampai akhirnya Allah menurunkan ayat kelanjutannya Pada waktu fajar”
Ibnu Katsir menafsirkan surat al-baqarah ayat 187 mengenai waktu memulai puasa yakni hingga jelas terangnya pagi dari gelapnya malam.
Dan untuk menghilangkan kesamaran maka Allah berfirman yaitu fajar.

JIKA ANDA BERPUASA DIMULAI KETIKA HARI MASIH GELAP DAN BERBUKA KETIKA HARI MASIH TERANG SUDAH SESUAIKAH PUASA ANDA DENGAN APA YANG TELAH ALLAH TETAPKAN??

ISLAM TERPECAH 73 GOLONGAN DAN SYIAH PENGIKUT AHLUL BAIT SATU YG SELAMAT

ISLAM TERPECAH 73 GOLONGAN DAN SYIAH PENGIKUT AHLUL BAIT SATU YG SELAMAT

AbuDzar berkata didekat Ka’bah di depan orang banyak: ” Wahai manusia sungguh aku telah mendengar dgn telingaku sendiri Rosulullah saw bersabda: ” Ahlul Baitku bagai bahtera Nuh siapa menaikinya akan selamat dan siapa yg menjauh darinya akan tenggelam”

مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ ، مَنْ رَكِبَهَا سَلِمَ وَمَنْ تَرَكَهَا غَرِقَ

Hadis Rosulullah saw diatas adalah hadis mutawatir yg diriwayatkan dari berbagai sahabat Nabi seperti Abu Said Al Khudri, Ibnu Abbas, Abdullah bin Zubeir, Anas bin Malik dll.Juga terdapat dalam berpuluh kitab kitab hadis dan tafsir utama Ahlusunah wal.Jamaah. Juga ditambah yg lainnya lagi seperti Imam Ali bin Abu Thalib,Salmah bin Akhwa,Abu Thufail Amr bin Watsilah,Abdullah bin Abbas dll.

Jika hadis mutawatir Bahtera atau Safinah Nuh diatas kita sandingkan dgn hadis mutawatir lainnya dimana Rosulullah saw bersabda:

“Kaum Muslimin akan terpecah menjadi 73 Golongan dan hanya satu golongan yg
selamat” (Hadis Mutawatir Ahlusunah)

Maka Rosulullah saw diatas sendiri yang menjawab dgn mengatakan :” Ahlul Baitku bagai bahtera Nuh siapa menaikinya akan SELAMAT dan siapa yg menjauh darinya akan tenggelam”

Hadis “Bahtera Nuh” di atas saling menguatkan sehingga derajatnya naik menjadi hasan lighairihi. Ibnu Hajar Al Haitsami berkata tentang hadis Safinah ini “hadis ini memiliki banyak jalan yang saling menguatkan satu sama lain” [Ash Shawaiq Al Muhriqah 2/445]. Al Hafizh As Sakhawi menyatakan hadis ini hasan [Al Baladaniyaat hal 186].

Alhamdulillah Imam Ali sendiri sebagai Ahlul Bait Nabi SAW telah mengakui bahwa kedudukannya bagi umat seperti bahtera Nuh dan pintu pengampunan bani Israil :

حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَمَّارٌ عَنِ الأَعْمَشِ عَنِ الْمِنْهَالِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ إنَّمَا مَثَلُنَا فِي هَذِهِ الأُمَّةِ كَسَفِينَةِ نُوحٍ وَكِتَابِ حِطَّةٍ فِي بَنِي إسْرَائِيلَ

“Sesungguhnya kedudukan kami bagi umat ini seperti bahtera Nuh dan pintu pengampunan bani Israil” [Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah no 32110]

Imam Syafii dalam diwan kitab Syairnya menuliskan : “Saat Manusia telah dibawa oleh pendapat2 mrk menuju lautan kesesatan.
Dengan nama Allah aku naik kedalam Bahtera Keselamatan. Yaitu Ahlul Bait Mustofa Rasul yg terakhir. Aku pegang tali Allah dan mencintai mereka.Sebagai mana kita diperintahkan Allah memegang taliNya.

RUJUKAN KITAB KITAB AHLUSUNAH WAL JAMAAH TENTANG HADIS BAHTERA NUH :

Mu’jam al Kabir, Thabari, Al Mustadrak al Hakim Anaisaburi 25/32, Tafsir ibn Katsir 4/114 Tarikh Khulafa Assuyuti, Uyunul Akhbar Ibn Qutaibah, Zaqair al Uqba, Thobari. Tarikh Baghdaf,Hilyah Awlia Abu Na’im, Ruhul Ma’ani al.Alusi 25/30, utk lebih lengkapnya lihat kitab Ihqaq al Haq jld 9/270.

Tafsir Anaisaburi jld 25/32 – Tafsir Addurul Mansur 1/72 3/334- Khatib Tabrizi Misykat al.Mashabih 3/256 no 6174.- Jamiush shogir Suyuthi 2/327 – Sirojul Munir Azizi 3/299 – Faidh al Qadir 5/517 -ATaysir 2/374 – Jamiul Fawaidh 2/368.- Majma Azzawaidh Al Haitsami 9/168 -Thobroni Mujam Al Kabir 3/45-46 12/27
Mustadrak al Hakim 2/343 3/150-151 – Mustadrak Azzahabi Kunuz al Haqaqaik 141 -Ibnu Hajar 4/72 -Shawaiqul Mhriqah 19/111 -Yanabiul Mawaddah 27-28,183,193,261 – Hikyatul Awlia Abu Nuaim 4/306 -aal Badu wa Tarikh 3/22,- Ishaf Arraghibin 120
Syablanzi Nurul Abshor hal 126 – Masyariq al Anwar 109 – Adaulabi al Kunya 1/76 – Syaraf almuabad 30 – Al Khawarizmi Maqatal Husein 1/104 -Al Inba ala Qabail 66 -Al Manaqib al Maghazili 132-134 -Al Fasawi al Marifah wa Tatikh 1/538 – Ibn Qutaibah Uyunul Akhbar 1/211- Al Maarif Ibn Qutaibah 252 – Nadhm Durar Shimtain 235 – Al Fushulul Muhimmah 8 –
Ibn Atsir Annihayah fi Lughoh 2/298 – Lisanul Arab 3/497 – Tarikh Al Arus Zubaidi 3/259 -Zamaksari 1/396 -Atsalabi Tsamar al Qulub hal39 -Attam Zamakhsari 23 -Ibn Abi Syaibah al Mushanaf 1/151 – Kanzul Umal 3/81,82,85 – Musnad Ahmadbcatatan pinggir Kanzul Umal 5/92 -Tarikh Yaqubi 2/188 -Subhal Asya Qalqalasyandi 10/31,12/226 -Al Bushiri 2/770 –
Syifa al Alil Khafaji 194 – Al Amali Khamisiyah Haruni Syajari 1/152,154 – Samhudi Jawahir Aqdain 2/121 -Fathul Qadir Assyaukani 1/75 – Al Kamil Ibn Uday 6/240 -Musnad Assyahab no 1342,1345 – Musnad al Bazzar 2/245 – Kitabul amtsal Abu Syeikh 333 -Hadisul Nabawi Mautsu al Athraf – Anabhani al Jawahir Bihar 1/361 – Rishfatu Ashadi Al Hadromi 79 -Nuzhah al Majalis Shafuri 2/222 -Fathukl Kabir Anabhani 1/414,2/131,3/23 – Mawadah ak Qurba Sayyid al Hamdani 245,261

HARI BAIK & NAHASMenurut Imam Ja’far Ash-Shadiq as

HARI BAIK & NAHAS
Menurut Imam Ja’far Ash-Shadiq as
.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan juga untuk memperoleh kebaikan dan keberkahan, maka sebaiknya kita memilih hari yang baik dan tepat untuk melakukan aktivitas. Misalnya akad pernikahan, memulai usaha, memulai membangun rumah, melakukan kontrak kerja, pindah rumah, bepergian dan lainnya. Karena hari-hari itu tidak sama nila
inya, ada yang baik untuk aktivitas tertentu dan tidak baik untuk aktivitas yang lain, dan ada juga hari yang nahas (sial) sepanjang hari.

Allah swt berfirman: “Kami menghembuskan badai dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan di akhirat lebih menghinakan sedangkan mereka tidak diberi pertolongan.” (Fushshilat/41: 16)

“Sesungguhnya Kami menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus.” (Al-Qamar/54: 19).

Tentang hari-hari pilihan, Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Hindarilah melakukan safar (bepergian) pada hari ketiga, keempat, ke 21 dan ke 25 setiap bulan, karena hari-hari itu adalah hari nahas.” (Makarimul Akhlaq: 424)

Beliau juga mengatakan:

Tanggal 1 : Baik untuk menjumpai penguasa, mencapai hajat, jual-beli, bercocok tanam, dan bepergian.

Tanggal 2 : Baik untuk bepergian, dan mencapai hajat.

Tanggal 3 : Buruk dan tidak baik untuk seluruh kegiatan

Tanggal 4 : Baik untuk perkawinan, dan tidak disukai untuk bepergian.

Tanggal 5 : Buruk dan na’as.

Tanggal 6 : Diberkati, baik untuk perkawinan, dan mencapai hajat.

Tanggal 7 : Diberkahi, terpilih dan baik untuk segala yang diinginkan dan

rencana usaha.

Tanggal 8 : Baik untuk semua hajat kecuali bepergian.

Tanggal 9 : Diberkahi, baik untuk semua yang diinginkan manusia, dan siapa yang bepergian pada hari ini ia akan dianugerahi harta dan akan melihat setiap kebaikan dalam bepergiannya.

Tanggal 10 : Baik untuk semua hajat kecuali mendatangi penguasa; orang yang lari dari penguasa pada hari ini ia akan tertangkap; orang yang kehilangan sesuatu akan didapatkan; hari ini sangat baik untuk jual-beli.

Tanggal 11 : Baik untuk jual-beli, dan mencapai semua hajat kecuali mendatangi penguasa; dan baik untuk melakukan persembunyian.

Tanggal 12 : Hari ini baik dan penuh berkah; capailah hajat anda dan berusahalah insya Allah tercapai.

Tanggal 13 : Sepanjang hari ini na’as, maka waspadalah dalam seluruh urusan.

Tanggal 14 : Sangat baik untuk mencapai seluruh hajat dan usaha.

Tanggal 15 : Baik untuk semua hajat yang diinginkan, maka capailah hajat Anda, insya Allah tercapai.

Tanggal 16 : Buruk dan tercela untuk segala sesuatu.

Tanggal 17 : Baik dan terpilih untuk mencapai keinginan, perkawinan, jual-beli, bercocok tanam, mendirikan bangunan, mendatangi penguasa untuk suatu hajat, insya Allah tercapai.

Tanggal 18 : Terpilih dan baik untuk bepergian, dan mencapai hajat; orang yang melakukan perlawanan terhadap musuhnya ia akan memperoleh kemenangan dengan kekuasaan Allah swt.

Tanggal 19 : Terpilih dan baik untuk seluruh amal perbuatan; anak yang dilahirkan pada hari ini ia akan diberkahi.

Tanggal 20 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai hajat, bepergian, mendirikan bangunan, bercocok tanam, melangsungkan resepsi perkawinan, dan mendatangi penguasa; hari ini penuh berkah dengan kehendak Allah swt.

Tanggal 21 : Hari na’as sepanjang hari.

Tanggal 22 :Terpilih dan baik untuk jual-beli, mendatangi penguasa, bepergian, dan bersedekah.

Tanggal 23 :Terpilih dan sangat baik khusus untuk perkawinan, perdagangan, dan mendatangi penguasa.

Tanggal 24 : Hari na’as dan tercela.

Tanggal 25 : Buruk dan tercela, waspadalah melakukan sesuatu.

Tanggal 26 : Baik untuk mencapai seluruh hajat kecuali perkawinan dan bepergian; hendaknya bersedekah Anda akan merasakan manfaatnya.

Tanggal 27 : Sangat baik dan terpilih untuk mencapai semua hajat dan apa yang diinginkan, dan mendatangi penguasa.

Tanggal 28 : Berimbang antara baik dan buruk.

Tanggal 29 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat orang yang sakit pada hari ini akan cepat sembuh; orang yang bepergian pada hari ini hartanya akan terkena musibah,dan orang yang lari akan kembali.

Tanggal 30 : Terpilih dan sangat baik untuk semua hajat, jual-beli, perkawinan, dan bercocok tanam; orang yang sakit pada hari akan cepat sembuh; anak yang lahir pada hari ini ia memiliki sifat tabah dan diberkahi, dimuliakan urusannya, jujur lisannya, dan setia terhadap janji.

Perhitungan Hari-Hari ini dan perubahan hari atau tanggal hendaknya didasarkan pada Kalender HIJRIYAH dengan perhitungan (hisab) yang benar.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Jika terpaksa melakukan aktivitas pada hari nahas atau hari yang tidak baik, maka hendaknya BERSEDEKAH sebelum melakukan aktivitas dan membaca doa penolak bala’.
.
.
Semoga bermanfaat..
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلیٰ مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ

🤲🏻❤️🤲🏻

SUFI YANG TERBALIK MENASEHATI IMAM JA’FAR SHODIQ AS

SUFI KEBOLAK
NASEHATIN IMAM JA’FAR SHODIQ AS

Sufi besar Sufyan Tsauri dan rombongan yang lainnya datang dan melihat Imam ke enam Ja’far Shodiq as memakai baju yang indah jubah putih krem agak kekuningan.Yang menurutnya tidak pantas dipakai orang seperti Imam Ja’far Shodiq. Dia biasa pakaian karung model sufi yang biasa penampilannya gembel gembelan utk mempertontonkan kezuhudan
nya.

Sufyan Tsauri mengkritik dan menegur langsung Imam Ja’far.Ia berkata :”Pakaian mewah seperti ini tidak pantas engkau pakai.!

Imam Ja’far Shodiq berkata :”Dengarkanlah
aku ! Adalah baik bagimu ketika dikuburkan nanti kita dalam kondisi mengikuti Sunah dan kebenaran dan engkau meninggal bukan dalam posisi mengikuti Bid’ah”.

Kalau kau samakan dengan zaman Rasulullah Saw hidup maka beliau hidup di zaman serba kekurangan. Kondisi Dunia ini berubah dan yang paling berhak menikmati karunia kemakmuran ini adalah penghuninya yang baik bukan yang durhaka. Yang beriman bukan Munafik.Yang Muslim bukan yang ingkar.
Setelah tahu didalam hartaku ada Hak Allah yang DIA perintahkan kepadaku agar menempatkan disuatu tempat sesuai sesuai keinginanku yang dibolehkanNya.

Seorang dari rombongan ulama Sufi itu berkata
Kepada Imam Ja’far as :” para Sufi adalah orang yang menampakkan dan mengajrkn kezuhudan agar melatih lahir batin kuat dengan kemiskinan dan kesengsaraan untuk bantu orang lain.

Imam Ja’far Shodiq berkata :” Keluarkan semua
Hujjah Hujjah kalian !

Sufi itu berkata mewakili yang lainnya :” Hujjah kami adalah Kitab Allah ketika Allah berfirman kepada sekelompok orang dari sahabat Nabi Saw :

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung (QS Al Hasyr 9)

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (QS Al Insan 8)”
kami rasa dua ayat suci ini sudah cukup”.

Seorang yang hadir ikut mendengarkan disitu berkata kepada rombongan sufi itu :” Kami melihat kalian berpantang dari makanan yg enak tetapi kalian suruh orang lain sedekah keluarkan hartanya dan kalian yg nikmati bersenang senang dgn harta tersebut” !

Imam Aba Abdillah Imam Ja’far Shodiq as berkata kepada para Sufi tsb :” Tinggalkanlah apa apa yg tidak berguna .Wahai saudara2ku !
apakah kalian mengetahui Ilmu Al Qur’an ?mengetahui Nasikh wa Mansukh, Muhkam dan Musytasyabih, dalam Al Qur’an.
Banyak dari umat ini yang sesat binasa
karena tidak memahami hal ini”.

Sufi itu menjawab :” Kami mengetahui hanya sebagian saja tidak semuanya” !

Imam Ja’far berkata melanjutkan :” Harusnya dari sini dulu kalian bertolak demikian pula kuasai hadis hadis Rasululllah saw. Adapun apa yang kalian sebutkan sebagai Hujjah bahwa Allah memberitahukan kepada mereka dalam kitabNya tentang sekelompok sahabat Anshor yg berbuat baik kepada saudara Muhajirin itu pahalanya dari Allah.

Hal itu karena Allah perintahkan kebalikkannya dari apa yg mereka lakukan sehingga merupakan Nasikh penghapus atas Perbuatan mereka. Larangan Allah ini merupakan rahmat dan anugrah dariNya kepada mereka supaya mrk tidak merusak diri dan keluarga mereka sendiri, karena dalam keluarga sahabat Anshor sendiri diantara mereka sendiri ada anak anak dan tua renta yang tidak bisa kuat menahan lapar. Maka jika Aku sedekahkan roti hingga tidak ada sepotong roti pun dirumahku maka mereka akan bisa menderita atau mati kelaparan.

Oleh karena itu Nabi Saw bersabda :” Lima butir kurma atau lima potong roti atau beberapa dinar dan dirham milik seseorang yang ingin sedekah, maka yang terbaik di infaqkan orang itu pertama orang tuanya dulu, kedua kepada diri dan keluarganya, ketiga kepada kerabat dari mulai yg terdekat yg fakir dan miskin ke empat tetangga2nya yg miskin setelah itu selainnya dijalan Allah.

“Kalian masih ingat kisah Anshori yang menjelang wafatnya bebaskan lima atau enam budak sehingga keluarganya tidak memiliki apapun padahal ia masih punya anak anak kecil dan Rasulullah Saw bersabda :” Sekiranya kalian beritahukan ini kepadaku, maka aku tidak akan membiarkan dikuburkan dipekuburan Muslimin karena ia tinggalkan anak anaknya yang akan mengemis kepada orang orang .

Imam Ja’far as berkata kemudian :”Ayahku Muhammad Al Bagir berkata kepadaku :” Rosulullah Saw bersabda :” Dahulukan sedekah kepada keluarga yang harus engkau wajib nafkahi dari yang paling dekat lalu yg dekatnya dst nya .

Kemudian apa yg disebutkan dlam Al Qur’an yang aku sebutkan ini adalah bantahan dan larangan atas keyakinan dan ucapan kalian
dan kewajiban dari Allah yg Maha Bijaksana :

Allah berfirman :”Dan orang-orang yang apa
bila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.(QS Al Furqan 67)

Imam Ja’far berkata ;”Tidakkah kalian lihat Allah serukan beda dengan yang kalian serukan kepada orang orang agar mengutamakan orang lain dari diri mereka sendiri .Orang yg ikuti kalian mengutamakan orang lain dari diri mereka sendiri dinamakan orang yg berlebih lebihan atau Musyrif dimana dalam ayat lain Allah berfirman ;

Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.(QS Al An’am 141)

Allah melarang berlebih lebihan dan melarang juga kikir jadi dipertengahan antara keduanya.
Ia tidak memberi semua miliknya .dan kalau seperti itu kemudian habis hartanya, maka kalau ia berdoa minta rezeki Allah tidak akan mengabulkannya. dan ini sesuai ajaran yg diajarkan datukku Rasulullah Saw.

Sumber :Ad Dunya wal Akhirah fil Qur’an
Wa Sunah /Al Alamah Rey Sahri
: