MILAD AGUNG SANG PUTRA KA’BAH,KEKASIH ALLAH DAN RASUL-NYA

بسم الله الر حمن الر حيم

Milad Agung Sang PUTRA Ka’bah , Kekasih Allah dan Rasul-Nya

💞💞💞💞💞

Tanggal 13 Rajab adalah hari kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib as.

Ia dilahirkan pada 13 Rajab, Aamul Fiil ke-30. Prosesi kelahiran Ali penuh keajaiban dan tidak pernah terjadi sepanjang sejarah umat manusia. Ia dilahirkan di dalam Ka’bah, Rumah Tuhan.

Imam Ali as adalah putra Abu Thalib, paman Nabi dan cucu Abdul Muthalib, putra Hasyim. Ibunda beliau bernama Fatimah, putri Assad bin Abdu Manaf.

Muhammad al-Maliki mengatakan, “Ali dilahirkan di dalam Ka’bah di Mekah pada hari ketiga belas bulan Tuhan, Rajab tahun ke-30 Tahun Gajah … Sebelum dia, tidak ada yang lahir di dalam Ka’bah dan

kelahiran ini merupakan keutamaan yang diberikan Allah Swt kepada Ali as

demi menghormatinya dan meningkatkan derajatnya serta mengungkapkan martabat dan kebesaran hatinya.”

Hakim Neishaburi juga mengatakan, “Kabar kelahiran Ali as di dalam Ka’bah telah sampai

dalam bentuk mutawatir.

Sejauh ini belum ada yang mencapai keutamaan ini.”

Ali as di kemudian hari dengan perilakunya membuktikan posisinya. Dia dianggap sebagai buah sukses dari pendidikan Nabi Muhammad Saw. Karena dia adalah nafas dan jiwa Nabi Saw, saudara laki-laki dan penggantinya. Rasulullah Saw mengenalkannya sebagai pintu ilmu dan kebijakan dan berkata

“Saya adalah kota ilmu dan Ali sebagai PINTU gerbangnya. Barang siapa yang menginginkan ilmu harus memasukinya lewat pintu ini.”

Faktanya, kepribadian Ali as adalah kombinasi elemen yang masing-masing mampu mengantarkan manusia ke puncak kesempurnaan.

Masa kanak-kanak Imam Ali as dihabiskan di bawah asuhan dan pendidikan Rasulullah Saw. Semakin tinggi ilmu yang didapat, Rasulullah Saw semakin memperhatikan dan mendidik Ali as. Sehubungan dengan hal ini, Imam Ali as berkata

‘Aku mengikuti Nabi saww seperti seekor anak unta mengikuti induknya.”

Setiap hari beliau menunjukkan tanda akhlaknya kepadaku dan selalu mengajakku untuk mengikutinya. Saat kanak-kanak, ia selalu mendekapku di dadanya dan menidurkanku di tempat tidurnya, ia mendekatkan tubuh sucinya ke tubuhku sehingga aku mencium wangi tubuh beliau.

Ali as yang menjadi saksi khalwat Rasulullah Saw bersama Tuhan, adalah tokoh Islam yang utama, ia adalah sahabat Nabi pertama. Imam Ali as berkata,

Rasulullah Saww setiap tahun berkhalwat di Gua Hira. Saya selalu melihatnya dan tidak ada seorang pun selain saya yang melihatnya. Kecuali di rumah Rasulullah Saw dan Khadijah, tidak ada satu orang pun yang memeluk Islam dan saya adalah orang yang ketiga. Aku menyaksikan cahaya wahyu dan kenabian, dan menghirup wangi kenabian.

Dalam kesabaran dan memberi maaf, Ali as mengalahkan semua orang. Tingkat kesabaran yang paling tinggi dapat dilihat dalam Perang Jamal dan dalam memperlakukan musuh, terutama Marwan bin Hakam dan Abdullah bin Zubair. Imam, sekalipun menguasai mereka, tapi memaafkan mereka. Ali as tidak mengutuk dan menghukum siapa pun dari mereka yang terlibat dalam Perang Jamal.

Di Perang Khandaq, Imam Ali as berhadap-hadapan dengan Amr ibn Abd Al Wud, jawara Quraisy terkemuka. Imam Ali as berhasil menjatuhkannya ke tanah, tapi tidak membunuhnya. Lalu kembali bertarung dan mengalahkannya namun tidak membunuhnya, dan mendekati Rasulullah.

Rasulullah Saw bertanya, “Mengapa setiap kali engkau bertarung dengannya, engkau tidak membunuhnya?” Ali menjawab, ia menghina ibuku dan meludahi mukaku. Aku takut membunuhnya karena kemarahan, aku biarkan dia sampai kemarahanku reda, setelah itu kubunuh.

Keadilan adalah salah satu bagian yang paling indah dari karakter Imam Ali as. Jika Ali as tidak ingin menghormati keadilan dan lebih memilih jabatannya daripada kepentingan dunia Muslim, ia akan menjadi khalifah yang paling sukses dan paling kuat. Tetapi, ia begitu tegar di jalan kebenaran sehingga ketika saudara laki-lakinya Aqil meminta sesuatu dari Baitul Mal, ia meletakkan api di tangannya dan mengingatkannya akan azab akhirat.

Keadilan Imam Ali as adalah simbol keadilan Islam.

Dalam ajaran Imam Ali as dikatakan, “Allah menjadikan keadilan sebagai penunjang manusia. Keadilan adalah cahaya Islam. Islam tanpa keadilan adalah cahaya yang tidak bercahaya.”

💞💞💞💞💞

Berikut ini hadis berkenaan kedudukan Imam Ali as di sisi Rosulullah Saw::

Amirul Mukminin Ali as. adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan Rasulullah Saw

Imam Ali as. adalah ayah untuk kedua cucunya dan pintu kota ilmunya. Nabi Saw. sangat menghormati dan mencintai Imam Ali as. Beberapa hadis Nabi Saww. menegaskan betapa kecintaannya kepada Imam Ali as. sangat besar. Mari kita simak bersama beberapa hadis berikut ini.

Imam Ali as. sebagai Diri Nabi saw.

Pada suatu hari, Walîd bin ‘Uqbah memberikan informasi kepada Nabi Saww. bahwa Bani Walî‘ah telah murtad dari Islam. Mendengar itu, Nabi Saw. sangat murka dan bersabda: “Apakah Bani Walî‘ah menghentikan perbuatan mereka itu atau aku akan utus kepada mereka

seorang laki-laki yang merupakan diri dan jiwaku

ia akan memerangi mereka dan menyandera kaum wanita mereka. Laki-laki itu adalah orang ini.” Setelah bersabda demikian, Nabi Saw. menepuk pundak Imam Ali as.
📚( Majma‘Az-Zawâ’id, Jil. 7/110.

Ternyata Walîd berdusta.

Maka turunlah ayat: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan ….”
(QS. Al-Hujurât [49]:6)

Dalam sebuah hadis, ‘Amr bin ‘Ash berkata: “Ketika aku kembali dari perang Dzâtus Salâsil, aku mengira bahwa tidak seorang pun yang lebih dicintai oleh Rasulullah Saww. daripada aku. Aku bertanya kepadanya,

‘Ya Rasulallah, siapakah yang paling Anda cintai?’

Rasulullah Saww. menyebutkan nama beberapa orang. Aku bertanya lagi, ‘Ya Rasulallah, di manakah Ali?’ Nabi Saw. menoleh kepada para sahabat seraya bersabda,

‘Sesungguhnya ia bertanya kepadaku tentang jiwaku.’”
📚.Kanz Al-‘Ummâl, Jil. 6/400.

Imam Ali as. sebagai Saudara Nabi Saw.

Nabi Saw. pernah mengumumkan di hadapan para sahabat bahwa Imam Ali as. adalah saudaranya. Masalah ini telah direkam oleh banyak hadis. Antara lain ialah:

At-Turmudzî meriwayatkan dengan sanad dari Ibn Umar. Ibn Umar berkata:

*“Rasulullah Saww. telah mempersaudarakan para sahabatnya. Kemudian datanglah Imam Ali as. dengan air mata yang berlinang seraya berkata: ‘Ya Rasulallah, engkau telah mempersaudarakan para sahabatmu. Tetapi mengapa Anda tidak mempersaudarakanku dengan siapa pun?’

Rasulullah Saw. Bersabda:

“Engkau adalah saudaraku di dunia dan di akhirat.’”
📚.Shahîh At-Turmudzî, Jil. 2/299; Mustadrak Al-Hâkim, Jil. 3/14.

Nabi Saw. mempersaudarakan Imam Ali as dengan dirinya bukan hanya di dunia ini saja. Tetapi persaudaraan antaranya Imam Ali as. ini berlanjut hingga hari akhirat yang tak berbatas.

Anas bin Malik berkata: “Rasulullah Saw. naik ke atas mimbar. Setelah usai berpidato, ia bertanya, ‘Di manakah Ali bin Abi Thalib?’ Imam Ali as. segera bangkit dan berkata: “Aku di sini, ya Rasulullah.’ Tak lama kemudian Nabi Saw. memeluk Imam Ali as. dan mencium keningnya seraya bersabda dengan suara yang lantang: ‘Wahai kaum Muslimin, Ali adalah saudaraku dan putra pamanku. Dia adalah darah dagingku dan rambutku. Dia adalah ayah kedua cucuku Hasan dan Husain, penghulu para pemuda penghuni surga.’”
📚.Dzakhâ’ir Al-‘Uqbâ, hal. 92.

Dalam sebuah riwayat, Ibn Umar berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda pada saat melaksanakan haji Wadâ‘ sementaranya menunggangi unta sembari menepuk pundak Imam Ali as.: “Ya Allah, saksikanlah. Ya allah, aku telah menyampaikan seruan-Mu bahwa orang

ini adalah saudaraku, putra pamanku, menantuku, dan ayah kedua cucu-ku. Ya Allah, sungkurkanlah orang yang memusuhinya ke dalam api neraka.’”
📚.Kanz Al-‘Ummâl, Jil. 3/61.

Nabi Saww. dan Imam Ali as. Berasal dari Satu Pokok

Nabi Saw. pernah menegaskan bahwa ia dan Imam Ali as. berasal dari satu pohon yang sama. Hal ini telah disebutkan dalam beberapa hadis. Berikut ini adalah contoh dari hadis-hadis tersebut:

Dalam sebuah hadis, Jâbir bin Abdillah berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Saww. bersabda kepada Imam Ali as.: ‘Hai Ali, sesungguhnya umat manusia berasal dari berbagai pohon yang berbeda.

Sementara engkau dan aku berasal dari satu pohon yang sama.’

Kemudian beliau membacakan ayat:

“Dan di atas bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdam-pingan (tapi berbeda-beda), dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama …” (QS. Ar-Ra’d [13]:4)

Rasulullah Saw. bersabda: “Aku dan Ali as. berasal dari satu pohon, sedangkan umat manusia berasal dari pohon yang berbeda-beda.”
📚.Kanz Al-‘Ummâl, Jil. 6/154.

Sungguh betapa agung dan mulia pohon tersebut yang telah melahirkan junjungan alam semesta, Rasulullah Saww., dan pintu kota ilmunya, Amirul Mukminin Ali as. Pohon ini adalah pohon yang penuh berkah; pohon yang akarnya menghujam ke dalam bumi dan ranting-rantingnya menjulang ke langit, dan membuahkan hasil bagi umat manusia pada setiap generasi.

Imam Ali as. sebagai Wazîr Nabi Saw.

Dalam beberapa hadis, Nabi Saw. sangat menekankan bahwa Imam Ali as. adalah wazîrnya. Di antara hadis-hadis tersebut ialah berikut ini:

Dalam sebuah hadis, Asmâ’ binti ‘Umais berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berkata sebagaimana saudaraku, Mûsâ berkata: ‘Ya Allah, jadikanlah untukku seorang wazîr dari keluargaku, yaitu saudaraku Ali. Kokohkanlah aku dengannya, sertakanlah dia dalam urusanku agar kami banyak bertasbih kepada-Mu dan senantiasa mengingat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui kondisi kami”.
📚.Ar-Riyâdh An-Nâdhirah, Jil. 2/163.

Imam Ali as. sebagai Khalifah Nabi Saw.

Nabi Saw. memproklamasikan bahwa Imam Ali as. adalah khilafah sepeninggalnya dari sejak memulai dakwah. Hal itu terjadi Ketika ia mengundang kaum Quraisy agar memeluk Islam. Di akhir pertemuan tersebut, beliau Saw berkata kepada mereka:

“Dengan demikian, orang ini yaitu Ali as adalah saudaraku, washîku, dan khalifahku setelahku untuk kalian. Dengarkan dan taatilah dia!”
📚.Târîkh At-Thabarî, Jil. 2/127; Târîkh Ibn Atsîr, Jil. 2/22; Târîkh Abi Al-Fidâ’, Jil. 1/116; Mus-nad Ahmad, Jil. 1/331; Kanz Al-‘Ummâl, Jil. 6/399.

Rasulullah Saw. telah menggandengkan kekhalifahan Ali as. sepeninggalnya dengan permulaan dakwah Islam. Ia juga telah menyingkirkan kemusyrikan dan penyembahan terhadap berhala. Banyak sekali riwayat yang telah menegaskan kekhalifahan Ali as. ini. Berikut ini sebagian darinya:

Rasululllah Saww. bersabda:

Hai Ali, engkau adalah khalifahku untuk umatku.”
📚.Al-Murâja‘ât, hal. 208.

Beliau Saww. juga bersabda:

“Di antara mereka, Ali bin Abi Thalib paling dahulu memeluk Islam, paling banyak ilmu pengetahuannya, dan dia adalah imam dan khalifah setelahku.”

Imam Ali as. di Sisi Nabi Saw. Sepadan Hârûn di Sisi Mûsâ

Banyak sekali hadis dan riwayat telah diriwayatkan dari Nabi Saww yang memiliki kandungan yang sama. yaitu ia bersabda kepda Ali as.:

“Engkau di sisiku seperti kedudukan Harus di sisi Mûsâ as. …”_

Berikut ini kami nukilkan sebagian hadis tersebut:

Nabi Saw. bersabda kepada Ali as.: “Tidakkah engkau rela bahwa engkau di sisiku sebagaimana kedudukan Hârûn di sisi Mûsâ as., hanya saja tidak ada nabi lagi setelahku?”
📚.Musnad Abu Daud, Jil. 1/29; Hilyah Al-Awliyâ’, Jil. 7/195; Musykil Al-Âtsâr, Jil. 2/309; Mus-nad Ahmad bin Hanbal, Jil. 1/182; Târîkh Bagdad, Jil. 11/432; Khashâ’ish An-Nasa’î, hal. 16.

Sa‘îd bin Mûsâyyib meriwayatkan hadis dari ‘Âmir bin Sa‘d bin Abi Waqqâsh, dari ayahnya, Sa’d. Sa‘d berkata: “Rasulullah Saw. pernah bersabda kepada Ali as.:

“Engkau di sisiku seperti kedudukan Hârûn di sisi Mûsâ as., hanya saja tidak ada nabi lagi setelahku.’”

Sa‘îd berkata: “Aku ingin menyampaikan informasi tersebut kepada Sa‘d. Aku menjumpainya dan kuceritakan apa yang diceritakan oleh ‘Âmir. Sa‘d berkata: “Aku pun telah mendengarnya.’ Aku bertanya: “Sungguh engkau telah mendengarnya?” Ia meletakkan jarinya di kedua telinganya seraya berkata: “Ya, aku telah mendengarnya. Jika tidak, berarti aku tuli.’”
📚.Usud Al-Ghâbah, Jil. 4/26; Khashâ’ish An-Nisa’î, hal. 15; Shahîh Muslim, kitab Fadhâ’il Al-Ashhâb, Jil. 7/ 120

Imam Ali as. sebagai Gerbang Kota Ilmu Nabi Saw.

Satu hal lagi tentang ketinggian dan keagungan kedudukan Imam Ali as. yang ditegaskan oleh Nabi Saww. adalah bahwa ia telah menjadikannya sebagai pintu kota ilmunya. Hadis-hadis mengenai hal ini telah diriwayatkan melalui beberapa jalur sehingga mencapai peringkat qath‘î (meyakinkan). Hadis-hadis ini telah diriwayatkan dari Rasulullah Saw. pada beberapa kesempatan. Di antaranya adalah berikut ini:

Jâbir bin Abdillah berkata: “Pada peristiwa Hudaibiyah, aku mende-ngar Rasulullah Saw. bersabda sambil memegang tangan Ali as.:

“Orang ini adalah pemimpin orang-orang saleh, pembasmi orang-orang zalim, akan ditolong siapa yang membelanya, dan akan terhina siapa yang menghinanya.’

Lalunya mengeraskan suaranya: “Aku adalah kota ilmu, sedang Ali adalah pintunya. Barang siapa yang ingin memasuki rumah, hendaklah ia masuk melalui pintunya.’”
📚.Târîkh Bagdad, Jil. 2/ 377.

Ibn Abbâs berkata: “Rasulullah Saw. bersabda: “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya. Barang siapa yang ingin memasuki kota, maka hendaklah ia mendatangi pintunya.”
📚.Kanz Al-‘Ummâl, Jil. 6/ 401.

Rasulullah Saww bersabda:

“Ali adalah pintu ilmuku dan penjelas risalahku kepada umatku sepeninggalku nanti. Mencintainya adalah iman, memurkainya adalah kemunafikan, dan memandangnya adalah kasih sayang.”
📚.Kanz Al-‘Ummâl, Jil. 6/ 156; As-Shawâ‘iq Al-Muhriqah, hal. 73.

Amirul Mukminin Ali as. adalah pintu kota ilmu Nabi Saww. Setiap ajaran agama, hukum syariat, akhlak yang mulia, dan tata krama luhur yang datang darinya, semua itu bersumber dari Nabi Saww. Konsekuensinya, kita harus mematuhi dan mengikutinya.

Sesungguhnya Nabi Saww. telah meninggalkan sumber ilmu pengetahuan untuk memenuhi kehidupan ini dengan hikmah dan kesejahteraan. Sumber itunya titipkan kepada Amirul Mukminin Ali as. agar umat ini dapat menimba darinya. Tetapi sangat sekali, kekuatan zalim yang dengki kepada Imam Ali as. telah menutup jendela cahaya tersebut, mencegah umat untuk mengambil manfat darinya, dan membiarkan mereka terperosok ke dalam kebodohan hidup ini.

💞💞💞💞💞

Sungguh sangat beruntung dan merupakan karunia Allah terindah bagi

seseorang yang dianugerahi mampu mengenal mencintai dan berwilayah pada Amirul Mukminin Ali as dan seluruh Imam Ma’shumin as.

Mengucapkan selamat berbahagia untuk seluruh kaum muslimin khususnya pecinta dan pengikut setianya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as pada 13 Rajab hari wiladahnya beliau as

As’adallah ayyamana wa ayyamakum bi wiladah Imam Ali as.

اللهم عجل لوليك الفرج 🌹
اللهم صل على محمد وال محمد وعجل فرجهم

Tinggalkan komentar