CARI BANGKRUT BERTAMBAH KAYA

CARI BANGKRUT BERTAMBAH KAYA
” Utk kita sama2 mengkaji dan insya Allah bisa kita terapkan dlm kehidupan”

Coba kita amati, kemanapun lalat terbang yang ia temukan kotoran, dan kemanapun lebah terbang yang ia temukan kuntum bunga. Kedua makhluk ini hanya temukan apa yang mereka sadari.

Dan kita semuanya seperti itu, hidup di dunia ini hanya temukan apa yang Anda sadari.

Kalau kita temukan kemiskinan, sebenarnya rasa miskin yang kita sadari. Kalau kita kaya, maka rasa kaya yang kita sadari, sebab lalat dan lebah saja hanya temukan apa yang mereka sadari.

Ada cerita, ketika kita mau jadi orang kaya, yang diubah oleh-Nya itu hanya kesadaran kita rasa di dalam hati kita. Diubah dari rasa miskin menjadi punya rasa kaya. Itu saja.

Dulu waktu kita miskin kerja saya lebih keras ketimbang sekarang. Kesibukkan juga mungkin lebih padat dulu sewaktu miskin. Anehnya, lah kok sekarang lebih nyantai malah lebih punya duit?

Ternyata karena dulu yang saya sadari dalam hidup saya adalah rasa miskin, dan ketika saya akan dirubah keadaan finansialnya, yang berubah cuma sadarnya saja, sekarang saya menyadari kalau diri saya kaya.

Misal, dulu waktu miskin, saya melihat pengeluaran finansial sebagai beban, yang bila menyapa hidup saya, itu berarti penderitaan, pengurangan isi dompet, dan lain-lain. Karena terdorong rasa miskin, jadinya saya main efesien, sedikit pengeluaran finansial bagi saya adalah kekayaan.

Sekarang jadi berubah mend set+nya, dulu pengeluaran finansial jadi beban, sekarang malahan jadi kebanggan. Karena terpacu rasa kaya, saya sadar sepenuhnya mengeluarkan uang itu justru kekayaan. Sebab realita di mana-mana orang kaya jelas orang yang pengeluarannya besar. Orang kaya belinya saja tanah, rumah, mobil, emas, mereka besar pengeluarannya.

Sehingga dari miskin menjadi kaya cuma berubah sadarnya saja, rasa hatinya yang berganti dari rasa miskin menjadi rasa kaya.

Sederhana miskin jadi kaya cuma menganti rasa saja? Seolah-olah begitu kita baca artikel ini, kita bisa mengubahnya?

Nanti dulu!

Kalau kita punya rasa cinta pada A, bisakah kita mengganti rasa hatinya jadi benci dalam hitungan detik? Tidak. Dari cinta menjadi benci butuh proses lama.

Kadang sudah jelas-jelas telah menikah dengan yang lain sampai punya 5 anak, rasa cinta pada mantan pacar di masa lalu juga masih ada.

Sebaliknya pula, kita yang benci pada seseorang, tidak bisa begitu saja berganti rasa cinta sekalipun sudah di dalil dgn ratusan firman Allah SWT/ Tuhan.
Hal ini butuh waktu dan proses untuk mengubah rasa benci jadi cinta.

Begitu pula rasa miskin berubah jadi rasa kaya, butuh proses waktu , tidak bisa begitu saja berubah.

Melalui serangkaian perjuangan hidup, jatuh-bangun, konsistensi, jerih-payah, tekad, sabar, dan proses-proses lainnya, rasa kaya itu baru bisa didapatkan di hati.

Nah sesudah rasa kaya ter-update pada kesadaran kita, baru segala hal bisa konyol kejadiannya. Bisa jadi kita hambur-hamburkan uang, malah kita makin dikayakan, sebab rasa kaya kita yang memanggilnya.

Kita ambil contoh kisah Abdurrahman bin Auf,
Kisahnya ketika Rasulullah S.A.W menyetempel Abdurrahman bin Auf akan masuk surga paling akhir masuk surga di antara 10 sahabat Nabi S.A.W yang lain. Abdurrahman bin Auf terlalu kaya, sehingga proses hisabnya lama, surganya pun jadi paling akhir.

Mendengar ini, Abdurrahman bin Auf berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk surga lebih awal.

Setelah perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan para sahabat membusuk di pohonnya karena tidak sempat memanen sebab ditinggal mengikuti perang Tabuk.

Abdurrahman bin Auf yang ingin miskin menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.

Semuanya bersyukur. Kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba ludes diborong Abdurrahman bin Auf. Para Sahabat Nabi gembira, Abdurrahman bin Auf gembira juga, sebab berharap jatuh miskin.

Di luar prediksi Abdurrahman bin Auf, tiba-tiba datang utusan dari Yaman membawa berita. Raja Yaman mencari kurma busuk. Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah kurma busuk. Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Bego kan? Jelas-jelas Abdurrahman bin Auf bertindak cari bangkrut, tapi malah menjadi rezeki besar. Itu disebabkan rasa kaya di dalam hati Abdurrahman bin Auf yang memanggilnya.

Sebaliknya, sekalipun bertindak cari untung, tapi dengan rasa miskin di dalam hati, tindakan cari untung bisa memanggil kebangkrutan. Misal, sudah merencana dengan cerdas akan buka bisnis A dengan tekad modal hutang bank. Bisnis A ini akan membuka keuntungan besar. Eeh dijalani bisnisnya yang lancar tanggungan hutangnya saja, bisnisnya malahan bubar gulung tikar.

Segala yang kita temukan di kehidupan ini adalah wujud rasa hati kita, maka ini lebah selalu temukan kuntum bunga, lalat selalu temukan kotoran. Apa yang kita sadari dalam rasa hati, itu yang kita temukan. Maka ini kaya harta itu tidak ada, yang ada hanyalah kaya hati.

قَالَ لِي رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَبَا ذَرّ أَتَرَى كَثْرَة الْمَال هُوَ الْغِنَى ؟ قُلْت : نَعَمْ . قَالَ : وَتَرَى قِلَّة الْمَال هُوَ الْفَقْر ؟ قُلْت : نَعَمْ يَا رَسُول اللَّه . قَالَ : إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْب ، وَالْفَقْر فَقْر الْقَلْب

“Rasulullah S.A.W bersabda padaku, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itulah yang disebut kaya?” “Betul,” jawab Abu Dzar. Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir?” “Betul,” Abu Dzar menjawab dengan jawaban serupa. Lantas beliau pun bersabda, “Sesungguhnya yang namanya kaya adalah kayanya hati, sedangkan fakir adalah fakirnya hati.” (H.R. Ibnu Hibban)

Kembali ke kisah Abdurrahman bin Auf yang ketakutan hisab lama dan telat masuk surga ini sering menjadi halusinasi akhirat bagi orang-orang yang puas miskin. Sebab ini next artikel saya besok, akan saya tuliskan “Miskin yang Masuk Surga”. Insyâ-llâh.

Dan saya percaya, rasa nyaman Anda pada kemiskinan makin terkoyak-koyak kalau besok kita baca artikel tersebut. Kita tak sanggup lagi memilihnya. Atas izin Allah SWT bisa menjadi kan renungan utk kita bisa terapkan dlm kehidupan ini Aamiin ya rabbal’aalamin 🤲🙏🇲🇨💖☪ ( AF)