PERAMPASAN HAK-HAK AHLUL BAIT as.

🌴😭🌴

PERAMPASAN HAK-HAK AHLUL BAIT as.
(Keluarga Nabi Muhammad Saw) Tragedi _*Asyura*_ tidak dilakukan oleh musuh-musuh _al-Quran_ dan _Ahlul Bait as,_ tetapi para pelakunya adalah _orang-orang Muslim yang haus kekuasaan._ Oleh sebab itu, penting untuk diketahui kapan peristiwa itu dimulai dan siapa saja pelakunya.

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa para tokoh Saqifah melakukan gerakan-gerakan terencana untuk merebut kekuasaan dari Ahlul Bait as pasca wafatnya Nabi Muhammad Saw.

Kita juga sudah mengetahui berbagai hadis dan kesaksian para khalifah tentang kedudukan tinggi Ahlul Bait as, terutama Amirul Muminin Ali bin Abi Thalib as.

Lalu, mengapa para tokoh Saqifah tetap mengabaikan semua realitas, meskipun ada banyak riwayat yang berbicara tentang keutamaan Ahlul Bait as.

Mereka sendiri juga mengakui kelayakan, kepatutan, dan keunggulan Imam Ali as untuk posisi imamah dan pemimpin umat Islam.

Para tokoh Saqifah dengan sebuah skenario licik menyingkirkan Imam Ali as dari hak sahnya selama 25 tahun.

Sekarang kita akan menukil ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang kedudukan Ahlul Bait as, sehingga menjadi jelas bahwa para pembangkang tidak hanya melawan perintah Rasulullah Saw, tetapi juga menolak untuk tunduk pada perintah Allah swt.

Mereka memilih sebuah jalan yang tidak diridhai oleh Allah swt. dan Nabi Muhammad saw.

Salah satu ayat al-Quran yang berbicara tentang kedudukan tinggi Ahlul Bait as dan menekankan kesucian mereka dari segala dosa adalah ayat 33 surat al-Ahzab atau yang dikenal dengan Ayat Tathir.

Allah Swt berfirman,
“Sesungguhnya Allah swt bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”

Ayat ini berbicara mengenai kehendak/ iradah Allah swt untuk mensucikan Ahlul Bait as dari dosa dan segala jenis kotoran dan noda, baik itu dalam bentuk pikiran maupun perbuatan seperti syirik, kufr, nifaq, kebodohan, dan segala bentuk dosa.

Mayoritas ulama tafsir Syiah, Sunni, Aswaja sepakat bahwa maksud dari Ahlul Bait as adalah Nabi Muhammad saw, Ali bin Abi Thalib, Sayidah Fatimah az-Zahra, Imam Hasan, dan Imam Husain as.

Ayat lain yang menunjukkan perhatian khusus Allah swt kepada Ahlul Bait as adalah Ayat Mubahalah.

Menurut buku-buku referensi Syiah, Sunni, Aswaja Rasulullah Saw telah menjelaskan semua dalil untuk membuktikan kebatilan akidah kaum Nasrani Najran dan meminta mereka untuk meninggalkan akidah batil itu seperti keyakinan bahwa Isa al-Masih sebagai anak Tuhan.

Namun, para pembesar Nasrani Najran menolak meninggalkan akidah yang berbau syirik itu dan mereka mengusulkan mubahalah yaitu berdoa kepada Tuhan dan memohon agar siapa saja yang sesat dijauhkan dari rahmat-Nya dan dibinasakan.

Rasulullah saw pun –atas izin Allah swt– menerima tantangan itu.

Istilah mubahalah sendiri sudah dikenal luas oleh masyarakat Arab dan para penganut agama langit sebagai sarana untuk membuktikan kebenaran.

Di hari berikutnya, Rasulullah saw datang kerena bermubahalah dengan membawa orang-orang yang paling mulia dan paling dekat dengannya: Ali bin Abi Thalib as. Sayyidah fathimah az Zahra. Al Hasan dan Al Husain as

Melihat pemandangan itu, para pembesar Nasrani Najran mulai ragu dan memutuskan untuk membatalkan mubahalah.

Al-Quran mengabadikan peristiwa ini dalam surat Ali-Imran ayat 61,
“Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya),
“Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah swt dan kita minta supaya laknat Allah swt ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”

Para ulama tafsir memiliki pandangan yang sama ketika menafsirkan ayat ini.

Maksud dari kata Abnãanã adalah Imam Hasan as dan Imam Husain as, Nisãanã yaitu Sayidah Fatimah az Zahra as, dan maksud dari Anfusanã adalah Amirul Muminin Ali bin Abi Thalib as yang setara kedudukannya dengan jiwa Rasulullah Saw.

Ayat lain yang secara langsung berbicara tentang posisi imamah Imam Ali bin Abi Thalib as adalah ayat 55 surat al-Maidah yang populer dengan Ayat Wilayah (kepemimpinan).
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah swt).”Pada suatu hari seorang fakir datang ke Masjid Nabawi dan meminta bantuan, namun tidak ada seorang pun yang memberinya. Ia pun mengangkat tangannya ke langit sambil berkata, _*"Tuhanku, saksikanlah bahwa aku berada di Masjid RasulMu Nabi Muhammad saw dan meminta pertolongan, tapi tidak ada seorang pun yang menolongku."*_ Pada saat itulah, _Amirul Mukminin *Ali bin Abi Thalib* as._ yang sedang rukuk memberikan isyarat dengan jari kelingking tangan kanannya memberikan sebuah isyarat.

Orang fakir itu pun mendekat ke arahnya dan mengeluarkan cincin dari jari Imam Ali as, kemudian ayat tersebut turun.

Mayoritas ulama tafsir Syiah, Sunni dan Aswaja sepakat bahwa satu-satunya orang yang berbuat demikian adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as.

Allah swt menurunkan ayat itu untuk memperkenalkan kedudukan Imam Ali as kepada para pencari kebenaran.
(Tafsir al-Kabir, hal 431 dan Ihqaq al-Haq, jilid 2, hal 399) Seluruh nabi tidak meminta upah apapun kepada masyarakat dalam berdakwah, karena mereka menjalankan misinya secara tulus dan semata-mata untuk _*Allah swt.*_ _Nabi *Muhammad* saw._ juga tidak mengharapkan apapun dari masyarakat sejak ia diutus. Namun, para sahabat datang dan menawarkan diri dengan berkata,

“Jika engkau butuh materi; uang atau yang lain maka berapa pun yang engkau butuhkan akan kami berikan.”

Saat itulah turun ayat 23 surat Ash-Syura yaitu
“Katakanlah (Wahai Muhammad) bahwa aku tidak meminta upah apapun dari kalian (atas risalah yang dibawa), kecuali kecintaan terhadap Ahlulbaitku (keluarga ku)”Ayat ini menunjukkan bahwa perintah untuk mencintai _*Ahlul Bait as*_ adalah bukan keinginan _*Rasulullah saw*_ sendiri, tetapi kehendak dan perintah _*Allah swt.*_ Namun, para tokoh *Saqifah* bukan hanya mengabaikan kecintaan kepada _*Ahlul Bait Nabi,*_ tetapi mereka juga telah memusuhinya. Ayat-ayat tersebut membuktikan tentang kesucian, kedudukan tinggi, kemuliaan, dan keutamaan _*Ahlul Bait Nabi as.*_

Orang-orang yang dipertaruhkan oleh Rasulullah saw untuk membuktikan kebenaran risalahnya di hari mubahalah hanya
Imam Ali bin Abi Thalib as.
Sayyidah Fatimah az Zahra as. dan kedua putra mereka
Imam Hasan as dan
Imam Hussain as. Satu-satunya keluarga yang wajib untuk dicintai atas perintah _*Allah Swt*_ adalah _*Ahlul Bait* as (keluarga Nabi Muhammad saw)_ Namun, peristiwa *Saqifah Bani Sa'idah* dan keputusan lain yang diambil setelahnya, bertentangan dengan perintah _*Allah swt*_ mengenai kedudukan _*Ahlul Bait* as_ yang sudah dijelaskan dalam _al-Quran._ Pada kesempatan ini, saya akan mengutip beberapa kalimat singkat dari _*khutbah Sayyidah Fatimah az-Zahra as*_ yang disampaikan pada hari-hari terakhir kehidupannya, yang dikenal dengan *Khutbah Fadakiyah*. Khutbah ini disampaikan di Masjid *Nabawi* di Madinah.

Sayyidah Fatimah az Zahra as. berkata,
“… Ketika Rasulullah saw (ayah ku) ada di antara kalian, beliau paling menanggung dan merasakan penderitaan, dan di jalan ini, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as (suamiku) adalah pribadi yang selalu menjadi teman dan penolongnya.

Terkadang kalian bisa hidup dengan tenang, Namun Ali melemparkan/mengorbankan dirinya ke mulut hewan buas untuk membela agama Allah swt. _Akhirnya, berkat perjuangan *Nabi Muhammad Saw* (ayahku) dan *Ali* (suamiku), mereka berhasil memastikan agama Islam dan kalian sampai pada kemuliaan dan kehormatan ini._

Ketika Nabi Muhammad Saw masih hidup, semua masalah ini dibanggakan dan diterima oleh semua orang.
Tapi begitu beliau pergi, apa yang terjadi di antara kalian?

Setelah ayahku meninggal kecenderungan kalian akan kemunafikan mulai tampak, bukannya mengingat komitmen kalian kepada Rasulullah saw, amanah yang diserahkan kepada kalian mulai dilupakan, bukannya dijaga.
Seakan-akan hanya nama dari Islam saja yang tinggal dan kalian melupakan hakikat Islam itu sendiri.

Sekarang, orang-orang ini telah mengambil kendali kekuasaan di tangannya dan syaitan telah mengangkat kepalanya dari tempat persembunyiannya, mengajak kalian pada kejahatan dan kezaliman._Kemudian kalian mulai merebut hak-hak orang lain dan memasuki musim semi yang bukan milik kalian dan kalian melakukan semua ini tidak lama setelah meninggalnya *Nabi Muhammad saw,* sementara kesedihan kepergiannya masih sangat dalam di hati kami._ _*Labbaik Yã Rasulallãh !*_

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ 🌴😭🌴